Pasuruan, 6 Juli 2025 — Tradisi tahunan Petik Laut yang digelar oleh Kelompok Nelayan Minabahari, Desa Semare, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, tahun ini dikemas dengan nuansa religius dan ilmiah melalui kolaborasi unik antara masyarakat nelayan, Penyuluh Agama Islam KUA Kraton, serta Kelompok 6 Mahasiswa KKN Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (UB) Malang.
Acara yang berlangsung khidmat dan meriah ini menghadirkan sinergi antara tradisi maritim lokal dan pendekatan akademik melalui kehadiran para mahasiswa dari berbagai program studi di bawah naungan FPIK UB, antara lain: Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, Manajemen Sumber Daya Perikanan, Agribisnis Perikanan, Ilmu Kelautan, Teknologi Hasil Perikanan, serta Budidaya Perikanan.
Kegiatan dimulai dengan pembacaan Maulid Diba’ oleh para nelayan dan tokoh agama setempat, sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan terhadap warisan budaya Islam di pesisir. Sambutan atas nama Kepala KUA Kraton disampaikan oleh Penyuluh Agama Islam Fungsional, Abi Yusuf Al-Mubarok, S.Pd.I., yang menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya pelestarian budaya, tetapi juga manifestasi spiritualitas umat Islam dalam merawat alam dan menggantungkan hidup pada laut dengan doa dan ikhtiar.
“Tradisi Petik Laut bukan sekadar adat turun-temurun, namun juga momentum untuk mengokohkan nilai-nilai keislaman, kebersamaan, dan ketakwaan kepada Allah SWT atas segala rezeki dari laut,” ujarnya.
Puncak kegiatan berlangsung di tengah laut, saat proses larung sesaji simbolik ke laut dilakukan. Sebelum larung dimulai, Dr. H. A. Sahrandi, M.Pd.I. memimpin doa bersama dengan penuh khusyuk. Dalam doanya, ia memohon kepada Allah agar usaha para nelayan dilimpahi keberkahan, hasil tangkapan laut yang melimpah, serta keselamatan dalam menjalani kehidupan di laut yang penuh tantangan.
"Ya Allah, jadikan laut ini sumber rezeki yang halal, berlimpah, dan berkah bagi saudara-saudara kami para nelayan. Lindungi mereka dari segala bahaya dan bencana di lautan," ucapnya penuh harap.
Tradisi ini turut dihadiri oleh para penghulu KUA Kraton, Ibu Fathia Azzahra, S.P. Komisi II DPR kabupaten Pasuruan dan tokoh masyarakat setempat. Kehadiran civitas akademika UB juga membawa semangat ilmiah dengan observasi dan dialog singkat terkait pengelolaan sumber daya laut berbasis kearifan lokal.
Kolaborasi ini menjadi model sinergi antara masyarakat pesisir, institusi keagamaan, dan dunia akademik untuk memperkuat ketahanan budaya, spiritualitas, serta pembangunan berkelanjutan di wilayah pesisir.
Dengan tema “Laut Sebagai Titik Temu Ilmu, Iman, dan Tradisi,” kegiatan Petik Laut Minabahari tahun ini menjadi penanda bahwa tradisi lokal dapat diangkat menjadi praktik spiritual dan ilmiah yang membangun peradaban maritim yang berdaya dan beriman.Randi.S./red.
Posting Komentar untuk "Tradisi Petik Laut Minabahari: Kolaborasi Pemerintah, Nelayan, Penyuluh Agama, dan Mahasiswa Universitas Brawijaya Wujudkan Sinergi Kultural dan Spiritual"