Pasuruan – Sejumlah Penyuluh Agama Islam KUA Kraton menghadiri Seminar UMKM yang diselenggarakan oleh Bea Cukai Pasuruan dengan mengangkat tema “New Way to Find New Buyers” atau “Cara Baru Menemukan Pembeli Baru” serta pembahasan mengenai Ketentuan Umum Ekspor pada hari Kamis (18/09/2025) di Kantor Bea Cukai Kabupaten Pasuruan. Seminar ini menitikberatkan pada strategi menemukan pelanggan baru, mempertahankan pasar, serta mengenalkan produk potensial yang mampu menembus ekspor.
Dari KUA Kraton hadir Badriyatul Qomariah, M.Pd., Abi Yusuf Mubarak, S.Pd.I., Saeri, S.Pd., serta Mu’ashomah selaku staf administrasi.
Dalam keterangannya, Badriyatul Qomariah menekankan pentingnya pemahaman perdagangan lintas negara bagi penyuluh agama Islam.
“Penyebaran Islam dahulu salah satunya melalui perdagangan antar negara. Penyuluh agama Islam diharapkan bisa memberi penyuluhan kepada masyarakat agar memiliki kemandirian ekonomi. Jika masyarakat berdaya secara ekonomi, maka negara pun akan semakin maju dan mandiri,” ujarnya.
Sementara itu, Saeri mengisahkan keteladanan Sayyidah Khadijah r.a. yang dikenal sebagai eksportir dunia legendaris. Kisah inspiratif tersebut menjadi bukti bahwa dunia perdagangan memiliki peran penting dalam sejarah Islam dan pembangunan peradaban.
Menariknya, Abi Yusuf Mubarak mendapat apresiasi dari pihak Bea Cukai dengan diberikan hadiah berupa kaos karena dinilai paling interaktif selama kegiatan berlangsung.
Mu’ashomah menambahkan bahwa kegiatan ini selaras dengan arah kebijakan revitalisasi KUA Kraton, khususnya dalam pemberdayaan ekonomi umat.
“Seminar ini membuka wawasan baru agar KUA tidak hanya fokus pada pelayanan keagamaan, tetapi juga bisa mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Seminar yang diadakan Bea Cukai Pasuruan ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi para penyuluh untuk mendorong masyarakat lebih kreatif, berdaya saing, dan mampu membuka peluang perdagangan antar negara.Randi.S./red.
Posting Komentar untuk "Revitalisasi KUA Kraton: Penyuluh Agama Ikut Gali Ilmu Perdagangan Antar Negara"